Tahukah Anda?. Visualisasi data kualitatif banyak digunakan untuk mengkomunikasikan data yang bukan angka. Data kualitatif umumnya berupa kata, kalimat ataupun paragraf. Intinya berupa teks. Kurang lebih berikut ini contoh data …
Dalam software visualisasi data atau software business intelligence (BI). Pasti terdapat menu untuk menambahkan warna. Dalam visualisasi data, warna tidak sekedar menambah keindahan grafik. Namun, digunakan untuk menambah informasi dari …
Saat saya mengisi training visualisasi data. Maka hasil akhir para peserta berupa dasbor. Data kuantitatif lebih mudah dilihat dalam bentuk grafik. Namun, jika grafik tidak disatukan dalam sebuah tampilan. Akan susah keterbacaannya. Gambar diatas merupakan contoh desain dasbor yang saya buat. Anda bisa coba mengkliknya.
Saat ini, kita hidup di zaman ketika grafik mampu menarik komentar dari audiens. Saat Anda memilih jenis grafik, maka sesuaikan dengan tujuan yang akan disampaikan. Banyak yang berkata kepada saya, Kenapa grafik yang dibuat selalu sederhana?. Kok tidak menggunakan yang lebih variatif.
Grafik Batang merupakan cara terbaik, dalam memahami perbedaan nilai. Berikut ini, saya akan share 7 tips menampilkan grafik batang. Yuk, silahkan di simak
Beberapa waktu lalu saat saya menyampaikan materi training tableau, ada pertanyaan yang bagus dari salah seorang klien yang ditujukan ke saya. Dan pertanyaan itu akan saya share kepada Anda semua.
Gambar di atas merupakan buku yang sangat bagus. Buku ini merupakan tulisan dari Jonathan Schwabish. Seorang ahli ekonomi dan founder dari policyviz. Jon merupakan ekspert lebih dari 5 tahun berpengalaman …
Tabel bukanlah jenis dari visualisasi data. Namun Tabel seringkali menjadi hal yang paling tepat untuk menyajikan sebuah informasi, terutama jika itu adalah tabel yang interaktif dalam web.
Salah satu alasan saya menuliskan artikel kali ini. Karena masih banyak yang bertanya kenapa kita harus memvisualkan data, dan masih banyak juga mungkin yang berpikir sama dengan saya di awal …
“Beberapa warna menghubungkan satu sama lain. dan lainnya menjadi bentrok. “ —Edvard Munch
